Ibu adalah madrasah
pertama bagi anak-anaknya dan dan bendahara terbaik dikeluarga kecilnya. Keberhasilan sebuah
keluarga disamping mempunyai kepala keluarga yang bijaksana juga tak luput dari
kecerdasan seorang ibu dalam mengatur keungan dikeluarganya. Peran kedua orang
tua dalam mendidik anak-anak sangatlah penting untuk menunjang keberhasilan
anak dimasa depan. Bahkan kebanyakan dari kita lupa untuk mempersiapkannya
ataupun mempelajarinya sampai bener-bener sah menjadi seorang ibu rumah tangga.
Ada banyak hal yang harus
dipersiapkan untuk hidup berumah tangga selain kesiapan fisik kita juga harus memprsiapkan
ilmu untuk menjalaninya. Selama ini, saya telah mengikuti beberapa seminar
parenting, diantaranya seminar yang diisi oleh Ustad Cahyadi Takariawan seorang
trainer dan konsultan yang focus membahas masalah pasangan suami istri dan
keluarga juga seminar dr. Aisyah Dahlan, seorang dokter yang juga konsen
terhadap pengembangan otak kiri dan otak kanan laki-laki dan perempuan serta perbedaan
karakter laki-laki dan perempuan.
Kebanyakan dari kita
lebih menyukai dan ingin belajar memahami sifat dan karakter dari pasangan
masing-masing. Namun kita lupa untuk mempersiapkan ilmu dalam mengatur keuangan
didalam rumah tangga. Terkhusus buat para calon ibu rumah tangga yang menjadi pondasi
penting dalam mengatur keuangan dirumah. Alahamdulillah bebarapa waktu lalu
tepatnya tanggal 1 Desember 2018 saya mendapatkan tiket geratis untuk mengikuti
seminar Pengasuhan Keuangan yang diadakan oleh FESTRO (Forum Emak Strong) yang
diadakan di LJ Hotel Medan dengan pemateri yang sudah melakukan penelitian
selama bertahun-tahun dan diterapkan dalam keluarganya.
Bunda Indah Hendrasari
merupakan salah satu founder Forum Emak Strong yang saat ini focus menggodok
masalah pengasuhan keuangan. Adapun tema yang diambil dalam acara tersebut
adalah Membekali Kemandirian Anak Sejak Dini. Sebelum kita mengenal lebih jauh
tentang pengasuhan keuangan, mari kita ketahui terlebih dahulu defenisi melek
keuanagan.Melek keuangan atau fianancial literasi merupakan pengetahuan dan
kemampuan mengelola keuangan dalam keluarga. Namun faktanya menurut OJK, hanya
29,7% orang Indonesia yang melek keuangan. Itu artinya hanya sedikit saja dari
kita yang mau dan mempelajari tentang ilmu yang satu ini.
Mengapa pengasuhan
keunagan menjadi penting? Karena banyak hal yang terjadi dalam rumah tangga
yang dapat memicu hadirnya hutang, gaya hidup yang konsumtif yang membawa kita
pada pemborosan, juga dapat membuat kita tidak memiliki asset sama sekali. Nah,
dalam seminar ini Bunda Indah mengupas tuntas cara mengatasinya dan cara
mengajarkan anak mengenai pengasuhan keuangan sejak dini. “Pengasuhan keuanagan
masih sangat jarang diajarkan kepada anak karena padahal life
skill yang sangat penting namun sering dilupakan.
Kurangnya ilmu pengasuhan
keuangan sejak dini pada anak, membuat anak menjadi boros dan tidak produktif
dalam menggunakan uangnya bahkan tak sedikit akhirnya yang terjebak dalam gaya
konsumtif yang dapat mengahalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang
diinginkan, contohnya seperti handpne mahal, baju dan kebutuhan lainnya. Ada
banyak contoh kasus yang terjadi akhir-akrir ini akibat kurangnya ilmu
pengasuhan keuangan seperti “wedding disaster” yang sempat viral didunia maya.
Lantas sejak usia berapa
anak mulai dikenalkan dengan ilmu pengasuhan keuangan?
7
Tahun Pertama
Kebanyakan dari kita
menganggap bahwa anak usia 7 tahun pertama belum bisa diajarkan untuk mengenal
apa itu uang dan apa fungsinya. Ternyata kita salah, justru pengenalan uang
terhadap anak dapat dilakukan sejak anak berusia 0-7 tahun. Ungkapan yang
mengatakan bahwa memori anak dibawah 7 tahun merupakan kaset kosong dapat kita
manfaatkan untuk memperkenalkan yang baik-baik kepadanya. Apa yang sering kita
ucapkan dan sering kita dengarkan untuknya maka anak akan merekamnya.
Adapun Cara efektif memperkenalkannya dengan mengatakan “ini uang untuk membeli sesuatu, bukan untuk dimakan”. Sehingga anakpun paham bahwa uang ada manfaatnya bukan sebagai benda yang bisa dimakan atau dipegang saja. Tidak sampai disitu, kita juga sudah bisa mengatakan bahwa untuk mendapatkan uang, maka harus bekerja sungguh-sungguh. Baik buruknya uang juga tergantung yang memakai, sehingga diperlukan akhlak yang baik dalam mempergunakaknnya. Karna sifat uang ada batasnya, sehingga uang mampu membuat orang lain bertengkar. Tak lupa juga mulai mengajarkannya untuk membedakan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang termasuk kedalam keingian.
Adapun Cara efektif memperkenalkannya dengan mengatakan “ini uang untuk membeli sesuatu, bukan untuk dimakan”. Sehingga anakpun paham bahwa uang ada manfaatnya bukan sebagai benda yang bisa dimakan atau dipegang saja. Tidak sampai disitu, kita juga sudah bisa mengatakan bahwa untuk mendapatkan uang, maka harus bekerja sungguh-sungguh. Baik buruknya uang juga tergantung yang memakai, sehingga diperlukan akhlak yang baik dalam mempergunakaknnya. Karna sifat uang ada batasnya, sehingga uang mampu membuat orang lain bertengkar. Tak lupa juga mulai mengajarkannya untuk membedakan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang termasuk kedalam keingian.
7
Tahun kedua
Pada fase ini kita dapat
memulai dengan mengajarkan anak mengambil keputusan sederhana perihal keuangan
juga melibatkan pekerjaan rumah tangga terhadapnya. Contohnya dengan
mengajaknya berbelanja bulanan ke swalayan. Dari keadaan ini kita dapat
mengajarkan cara memilih kebutuhan yang paling utama dan menumbuhkan etos
kerja.
Menurut penelitian terbaru di Universitas Harvard, anak yang terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, maka akan memiliki etos kerja lebih baik dibandingkan yang tidak. Selain itu juga kita dapat menanaamkan perilaku yang baik terhadap anak, karena perbuatan baik merupakan sebuah investasi.
Menurut penelitian terbaru di Universitas Harvard, anak yang terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, maka akan memiliki etos kerja lebih baik dibandingkan yang tidak. Selain itu juga kita dapat menanaamkan perilaku yang baik terhadap anak, karena perbuatan baik merupakan sebuah investasi.
7
Tahun ketiga
Difase terakhir ini anak sudah mulai diajarkan untuk mandiri
dengan mengenalinya pada produk-produk keuangan, mengenal apa itu pajak,
bagaimana hidup dengan baiaya sendiri, merencanakan keuangan jangka panjang
seperti melanjutkan sekolah, membeli rumah, kendaraan, biaya pernikahan, juga
melibatkannya dalam budgeting keuangan keluarga, menabung dan investasi.
Selain menjelaskan
tahapan-tahapan pengenalan uang seperti diatas, Bunda Indah juga memberikan
banyak pengetahuan bagaimana mengelola asset
dan mengajarkan anak mencari uang, program finansial keluarga, passive income,
pemetaan potensi anak dan manajemen uang serta mengajarkan no income no boros.
Kita sebgai orang tua atau calon orang tua juga perlu banyak belajar Mengenai
produk-produk keuangan seperti saham, reksadana, dan asuransi sehingga tidak
mudah tertipu oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Disesi kedua selain ada
launching buku oleh Bunda Indah yang berjudul “Cara Mudah Mempersiapkan
Kemandirian Finansial Anak” juga ada
sesi tanya jawab. Alhamdulillah seminar kali ini bener-bener sangat bermanfaat
banget buat saya untuk menjadi bekal selanjutnya. Saya juga ikutan PO buku
tersebut guna menggali kembali ilmu-ilmu yang belum semuanya tersampaikan oleh
Bunda Indah dikarenakan waktu yang terbatas, namun bagi temen-teman yang ingin
sama-sama belajar juga dapat melakukan pemesanan melalu link berikut:
http://bit.ly/infopemesananbukupengasuhankeuangan
Like this yoooo.. sangat bermanfaat
BalasHapus