Langsung ke konten utama

Pemuda Pesawatnya Menuju Indonesia Kreatif



Dalam rangka mempringati 4 Tahun Indonesia Kreatif, KOMINFO mengadakan kegiatan Flash Blogging yang bertempat di Hotel Grand Aston, Medan. Acara yang diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya ini berlangsung khidmat dan penuh semangat. Apalagi setelah sambutan dari Ibu Faridha Maharani selaku PLT dari divisi Media KOMINFO. Dalam sambutannya beliau sama-sama mengajak kami semua yang berada dalam acara ini untuk menjadi masyarakat yang produktif bukan konsumtif karena Indonesia saat ini sedang bersaing dalam hal teknologi di tingkat global mengalahkan negara-negara lain yang telah lebih dulu mengembangkan bidang teknologi dan entertainment seperti Korea.

Mendengar hal ini, saya langsung teringat ungakapan dosen yang mengatakan bahwa kebanyakan dari kita adalah termasuk orang yang konsumtif dari pada produktif karena maunya serba instant dan langsung ada ketimbang susah-susah berpikir untuk menghasilkan suatu ide yang inovatif dan kreatif yang berunjung pada kemajuan diri sendiri maupun negara. Main side satu ini yang belum tertanam dibenak kita terutama pemuda-pemudi generasi bangsa yang selanjutnya menjadi tombak untuk memajukan indonesia kedepannya. Padahal pemuda sendiri merupakan pesawatnya Indonesia Kreatif.

Nah, salah satu cara dalam mensosialisasikan dan menggebrak apa yang telah terkubur perlahan-lahan dalam diri kita, Pak Handoko Darta selaku Pemateri dan juga Tim Komunikasi Presiden (TKP) mengingatkan kembali kepada peserta untuk mengetahui apa potensi dan keinginan kita. Ada 6 kategori yang disampaikan oleh beliau, diantaranya adalah:



1. Kreator, merupakan orang yang ahlinya dibidang start up dalam mengembangkan suatu bisnis baik online ataupun ofline serta dibidang pengembangan dibidang musisi. 

2. Peduli, merupakan orang yang hobinya membantu dan meringankan beban sesamanya. 

3. Pekerja, katagori jenis ini adalah orang yang sifatnya ingin mengapdikan diri kepada bangsa maupun suatu instansi contohnya PNS. 

4. Pahlwan, Banyak dari kita yang mengabaikan usaha dan kerja keras tetapi malah menginginkan hasil yang memuaskan. Untuk pencapaian yang terbaik dibutuhkan usaha yang maksimal dan kerja keras. Dalam Asian games atlit-atlit Indonesia telah membuktikan bahwa untuk meraih prestasi dibutuhkan kegigihan dalam setiap pencapaian. Terbukti dengan diraihnya 31 medali Emas, 43 perunggu dan 24 perak yang dapat mengharumkan nama baik bangsa Indonesia. 

5. Cendikiawan, Salah satu cara untuk mengharumkan bangsa bisa juga ditorehkan melalui menjadi mahasiswa berprestasi di negara lain dengan memanfaatkan beasiswa-beasiswa yang telah pemerintah siapkan yang anggaran dan kapasitasnya sudah ditingkatkan dari 126 triliun ditahun 2014 menjadi 147 triliun ditahun 2018. Dari 2098 orang menjadi 2451 orang. Disamping itu, pemerintah juga sudah menyiapkan beasiswa bagi yang kurang mampu namun berprestasi serta beasiswa afirmasi pendidikan tinggi (aDik) untuk mahasiswa Papua dan 3T. 

6. Eksplorer, dari kelima kategori diatas ada sebagian kita yang hobi dan potensinya melalui advanture. Tak banyak dari mereka yang senang berjalan-jalan namun juga memanfaatkan media dan teknologi sebagai wadah untuk mengeksplor kearifan lokal dibidang pariwisata. Banyaknya wisata yang ada di Indonesia tanpa disadari dapat meningkatan devisa negara dengan begitu negara semakin diuntungkan dengan banyaknya wisata yang tereksplorer dan indonesia telah menjalankan suatu progam dibidang ini yang diberi nama wonderfull indonesia. 
Diakhir materinya beliau memberi tips untuk para peserta yang diyakini dapat membuat kamu maju diantaranya:
1. Kenali dirimu, kenali minatmu. 
2. Tetap usaha pada niatmu
3. Evaluasi apa yang perlu:
·         Terus dilakukukan
·         Dimulai
·         Dihentikan

.  Selama 4 tahun terakhir sejak dicanangkannya program Indonesia Kreatif (IK) pemerintah telah banyak melakukan program-program IK sendiri salah satunya ekonomi kreatif (Ekraf) 

Untuk sama-sama menjalankan dan mengembangkan visi dan misi sutu negara pemuda dan pemudilah yang menjadi penggerak dan pesawatnya suatu bangsa untuk menjadikan Indonesia Kreatif. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yorick Sang Petarung dan Penakluk Kehidupan

Judul         : Yorick Penulis     : Kirana Kejora Penerbit   : PT. Nevsky Prospekt Indonesia Cetakan    : Oktober 2018 Halaman  : 346 Halaman Awal pembukaan yang menarik berlatar sepanjang jalan Nevsky Prospect di St Petersburg-Rusia tentang kisah cintanya bersama Nevia, kasih tak sampai yang kini ingin ia raih kembali cintanya. Setelah kisah cintanya bersama Tia kandas karena terpisah jarak dan waktu. Hingga ingatannya kembali terusik saat melihat seorang anak laki-laki berusia sekitar lima tahun menangis, terjatuh dari sepeda. Anak kecil yang memanggil neneknya sambil mengusap air mata dengan tangan kanannya. Rasa yang selama ini coba ia tekan, namun semakin membuatnya kesakitan. Rasa yang bernama rindu pada seseorang yang tak mungkin bisa terobati. Berawal dari sebuah kampung dikaki Gunung Sawal, Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat, Bandung adalah bukti kisah Yorick yang menyaya...

#AyoHijrah Layanan Keuanganmu, Bank Muamalat Solusinya

Pernahkah kita membuka hati untuk menerima cahaya hidayah? Atau pernahkah kita sadar dan menggunakan akal untuk menerima hidayah disekitar kita? Hidayah itu dijemput bukan ditunggu dan Allah SWT tidak akan memberikan hidayah itu kepada orang-orang yang tidak mau berusaha menerima dan menjemput cahaya hidayah tersebut. Seperti pada firman Allah "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka." (QS. aR-Ra'd [13]:13). Hal ini mengingatkanku pada lima tahun lalu saat pertama kalinya aku mengenal islam lebih jauh, bukan hanya sebatas menunaikan sholat lima waktu, membayar zakat, sedekah dan berpuasa dibulan Ramadhan saja, melainkan masih banyak hal-hal mendasar lainnya yang belum ku ketahui, dalam hal berpakaian misalnya. Allah begitu memuliakan perempuan dari segala hal yang dapat menodai kehormatannya, menjatuhkan wibawanya dan merendahkan martabatnya. Bagaimana tidak, wanita adal...