Membicarakan tentang Forum Lingkar Pena tidak afdal jika tidak dikaitkan dengan yang berbau-bau ke kimia, sementang dari jurusan teknik kimia ni yee, hehehe. Ada yang tau pengertian campuran heterogen gak??? Atau ada yang ingat mengapa air dan pasir saat dicampur tetapi pasirnya tidak mau larut??? Kalau yang sewaktu SMAnya suka duduk didepan dan mendengarkan dengan khidmat guru menjelaskan pasti tau, atau kalau yang suka dengan pelajaran kimia juga tentunya pasti sangat paham.
Nah, jadi campuran
heterogen adalah campuran yang penyusunnya tidak sama antara fisik dan kiminya,
antara bentuk dan komponenya dan antara sifat dan karakteristiknya , seperti
campuran air dan pasir, lalu campuran tanah dengan kerikil yang terlihat kasat
mata jauh memiliki komponen dan jenis yang berbeda-beda, namun keduanya bisa
dicampurkan dan menjadi satu dalam suatu larutan yang bernama larutan
heterogen. Begitu ukhuwah yang dibangun di FLP. Di FLP ini, banyak terdapat
orang-orang yang mempunayi perbedaan, berbeda suku dan budaya, sifat dan
karakteristik, kemampuan dan keahlian serta masih banyak lagi yang masih belum
terdeteksi keseluruhannya.
Namun dengan perbedan
inilah justru membuat mereka yang ada
didalamnya mampu menjadi satu dalam visi dan misi yang sama yaitu, ingin menyebarkan kebaikkan dalam
bentuk tulisan. Tak banyak orang yang hidup di zaman sekarang yang masih
mementingkan kehidupan orang lain, apalagi dalam hal berperilaku dan bertindak.
Semuanya sudah terlalu mengikuti perkembangan zaman yang ada. Sehingga banyak
diantara kita yang terjerumus kepada hal-hal yang membawa kita dalam kerugian.
Seperti pada potongan ayat berikut ini “Demi massa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran”. Dari potongan ayat tersesebut jelas sudah, banyak
diantara kita sekarang yang berada dalam kerugian.
Saat awal tau FLP, hati
bertanya “apasih FLP itu?” Kok kedengaranya gak asing namun, aku gak begitu mengenalnya? Sampai akhirnya
ada seorang kakak yang menjelaskan secara terperinci apa itu FLP dan apa-apa
saja yang dikerjakan. Eeh ternyata beliau merupakan anggota yang dulunya sangat
aktif di organisasi ini dan sudah menghasilkan karya-karya antalogi cerpen yang
cukup banyak. Dari penjelasan beliau aku sedikit tertarik, karena sejak SMP
dulu aku sudah menyukai dunia kepenulisan, walau hanya menulis di buku diary yang isinya baik curhatan maupun
puisi-puisi ala anak remaja yang cukup baper.
Selanjutnya berpikir,
gimana ya cara masuknya? “Kaaakk, gimana ya cara gabung di FLP? Nah, kebetulan
sekali. Sekarang FLP Lagi oven Recrutment tu”. Jelas si Kakak. Waahh,
kesempatan emas ni. Pucuk dicinta ulampun tiba. “Kapan terakhir kak? Dan apa syarat-syaratnya?”
Coba adek buka aja Facebook FLP, saran si kakak”. Setelah pulang dari pertemuan
malam itu, aku mulai kepo terhadap FLP. Ingin tau lebih lanjut informasi
selanjutnya.
“Hari terakhir
pendaftaran lho. Kata salah seorang teman, aku dan beberapa teman lain sudah
mendaftar. “Kamu gak jadi ikut? Eemm, masih ragu ni dengan segala tes dan
wawancaranya nanti. Takut patah hati lagi seperti kemaren gak keterima di suara
academia. “Kalau memang ikut, malam ini sebelum
pukul 00:00 harus sudah dikirim! Siipp”. Pembicaraan putus disitu. Ternyata,
efek gengsi itu membawa aku masuk kedalamnya. Gengsi kenapa? “Gengsi karna
teman-teman yang lain aja daftar, masak aku enggak?” Memang terkadang kelemahanku
yang satu ini membawa keberuntungan namun tak jarang juga membawa kerugian.
Alhasil, jadi deh malam itu formulir pendaftran dikirimkan. Tapi, tau apa yang
terjadi permisah? Nama saya tidak tercantum di balon (bakal calon) pendaftar
FLP. Jaringananlah penyebabnya, file tidak terkirim. Nasib baik, Allah meridhai
niat ini dan panita mengizinkan untuk mengirimkan kembali formulirnya. Padahal
itu sudah lewat tiga hari setelah pendaftaran ditutup lho. Bisa dibilang itu
sudah takdir. ALhmdulillah takdir baik.
Pertarungan hari itupun
dimulai, berusaha untuk gak datang terlambat walau belum tau alamat. Cukup
konsisten bukan?
Tes tulispun dimulai, sekitar ada 40 soal dan tidak semua bisa
terjawab. Waktu sejam ternyata tidak cukup untuk otakku mengarang sebuah tulisan
yang temanya sudah ditentukan. Maklum masih penulis tingkat sudra. Berlanjut ke
tes wawancara, pada saat wawancara bagian keorganisasian, aku cukup down karena
saingan disamping kanan dan kiriku ini sudah penulis tingkat Brahmana. Apa
tidak, cerpen-cerpennya sudah lolos uji tingkat Nasional. Nah aku, apalah yang
penulis amatiran. Ada sih ikut lomba penulisan cerpen beberapa waktu lalu, cuma
gak menang karena jurinya gak kenal siapa aku, hehehe. Coba kalau kenal pasti
cerpennya udah deluan masuk tong smpah. Hiks.
Wawancara selanjutnya
adalah bagian keagamaan. Setelah beliau melihat form pendaftaran, ternyata
beliau pernah tinggal di kost-kostan tempat sekarang aku tinggal. Lalalala,
sudah ada orang dalam ternyata, walaupun gak kenal minimal kostla yang
menyatukan kami.
Wawancara terakhir, Alhamdulillah
dapat giliran sama abang yang selama ini aku puji-puji keaktifannya di kampus
bahkan di universitas. Aku mengenalnya sejak semester satu lalu tapi, beliau
tak mengenalku. Dan kami pernah satu organisasi di kampus. Namun, beliau sudah
keluar kerena suatu dan lain hal. Tambah satu lagi berati orang dalam disini. Hehehe.
Semoga awal yang bagus. Namun bukan berati jika aku lulus, itu karena ada orang
dalam ya! Tapi karna Allah meridhai dan karna sudah takdir.
Beberapa hari menunggu
hasil konfrensi meja bundar, akhirnya di tetapkan siapa yang layak untuk di
luluskan dan salah satunya ada nama aku. Yeeeee, tukan bener. Feeling dari awal juga udah gitu. Tau
bangganya kayak apa? Kayak mendapatkan pujian dari presiden. Secara, dari
sekitar 100 orang yang mendaftar, namaku ada diantara 30 orang yang lulus.
Akhirnya kesempatan ini, bakal aku terima dan gak akan disia-siakan sampai maut memisahkan, sampai darah ini berhenti mengalir. Itu juga karena orang didalamnya yang tak pernah merelakan aku beranjak, Asumsi sendiri. Hehehe. Sekarang aku mulai mencoba untuk beradaptsi dengan dunia yang sekarang dan berusaha menciptakan karya-karya yang nantinya dapat diterbitkan oleh penerbit ternama. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar