Langsung ke konten utama

Muasabah Diri


Waktu tidak akan pernah bisa diputar kembali, seberapa besar kesalahan yang pernah kita perbuat dimasa lampau itulah yang menjadi pedoman kita untuk melanjutkan hidup di masa mendatang. Besar, kecil, pahit, manis semua sudah terlewati. Andai, aku tidak masuk kedalamnya, tidak melangkah sejauh ini, tidak terjerumus oleh bisikan-bisikan yang seharusnya aku bisa melawannya, mungkin sekarang aku tidak akan menjadi seperti sekarang.

Benih-benih yang  tumbuh di dasar hati ini, kini membuatku semakin membencinya. Membenci tingkah dan kelukanku yang semakin hari semakin tak terkontrol. Diriku, bukan tidak banyak yang mengingatkan, mengingatkan untuk hanya taat kepada Allah SWT, menjauhi segala larangannya dan menjalankan segala perintahnya. Mengaguminya bukannya salah, mengharapkannya untuk menjadi imam dalam sebuah keluarga kelak,  juga tidak salah. Namun memikirkannya sekarang tanpa ada ikatan sama sekali justru itu yang salah.

Namun apalah daya, nasi sudah menjadi bubur  dan tidak akan pernah berubah menjadi nasi lagi. Walaupun kita dapat merubahnya namun tetap saja masih ada bekasnya. Dan bekasnya inilah yang membuat diriku sulit untuk melangkah jauh kedepan. Diriku serasa seprti berada di dua kubu, kubu yang sulit untuk memilih mana yang akan dipilih. Jelas terlihat, diriku lebih condong untuk memilih yang salah, salah di mata ku, salah dimata orang dan salah di hadapan Allah SWT. Namun, setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing yang sebenarnya sudah di ataur oleh Allah apa yang terbaik dan apa yang tidak yang kelak diakhirat akan dimintai pertanggung jawabannya masing-masing. Lalu, hidup yang seperti apa yang aku inginkan sekarang??

Semuanya sudah jelas, apa yang kita kerjakan itulah hasil yang akan kita tuai diakhirat kelak. Ya Allah, sudah sejauh apakah kesalahan yang sudah ku perbuat??  Hingga sekarang aku sudah merasakan, merasakan yang Engkau telah menjauh dariku. Hidup akan terus berlanjut sampai ajal menjeput. Kapan, dimana, sama siapa, bagaimana, semua itu akan terjadi. Tidak ada yang pasti didunia ini kecuali kematian. Semua orang pasti akan segera mengalaminya. Meninggalkan orang-orang yang begitu dicintai, meninggalkan semua yang telah diraih, namun apa yang dapat di bawa?? Cinta yang selama ini di  agung-agungkan itukah?

Astaghfirullah, apa yang telah kupersiapkan untuk itu semua? Tidak ada!!! amalan yang setitik inilah yang aku punya. Aku telah salah, hidup diakhiratlah yang seharusnya kita kejar, karena kita akan kekal dan abadi didalamnya. Bukan kesenangan semata-mata yang ada didunia. Namun manusia tetaplah manusia, walaupun terbesit rasa seperti itu tetap saja lebih mementingkan duniawi ketimbang akhirat. Mungkin karena keindahan diakhirat tidak pernah terlihat dimata, maka dari itu kita tidak pernah mengejar dan berlomba-lomba untuk meraihnya.

Wahai para bidadari syurga, sesungguhnya sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah. Belajarlah untuk terus memperbaiki diri dan niat hanya karena Allah. Jika kita meluangkan waktu untuk Allah, maka Allah akan memberi kita, jauh lebih apa yang kita korbankan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yorick Sang Petarung dan Penakluk Kehidupan

Judul         : Yorick Penulis     : Kirana Kejora Penerbit   : PT. Nevsky Prospekt Indonesia Cetakan    : Oktober 2018 Halaman  : 346 Halaman Awal pembukaan yang menarik berlatar sepanjang jalan Nevsky Prospect di St Petersburg-Rusia tentang kisah cintanya bersama Nevia, kasih tak sampai yang kini ingin ia raih kembali cintanya. Setelah kisah cintanya bersama Tia kandas karena terpisah jarak dan waktu. Hingga ingatannya kembali terusik saat melihat seorang anak laki-laki berusia sekitar lima tahun menangis, terjatuh dari sepeda. Anak kecil yang memanggil neneknya sambil mengusap air mata dengan tangan kanannya. Rasa yang selama ini coba ia tekan, namun semakin membuatnya kesakitan. Rasa yang bernama rindu pada seseorang yang tak mungkin bisa terobati. Berawal dari sebuah kampung dikaki Gunung Sawal, Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat, Bandung adalah bukti kisah Yorick yang menyaya...

#AyoHijrah Layanan Keuanganmu, Bank Muamalat Solusinya

Pernahkah kita membuka hati untuk menerima cahaya hidayah? Atau pernahkah kita sadar dan menggunakan akal untuk menerima hidayah disekitar kita? Hidayah itu dijemput bukan ditunggu dan Allah SWT tidak akan memberikan hidayah itu kepada orang-orang yang tidak mau berusaha menerima dan menjemput cahaya hidayah tersebut. Seperti pada firman Allah "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka." (QS. aR-Ra'd [13]:13). Hal ini mengingatkanku pada lima tahun lalu saat pertama kalinya aku mengenal islam lebih jauh, bukan hanya sebatas menunaikan sholat lima waktu, membayar zakat, sedekah dan berpuasa dibulan Ramadhan saja, melainkan masih banyak hal-hal mendasar lainnya yang belum ku ketahui, dalam hal berpakaian misalnya. Allah begitu memuliakan perempuan dari segala hal yang dapat menodai kehormatannya, menjatuhkan wibawanya dan merendahkan martabatnya. Bagaimana tidak, wanita adal...

Pemuda Pesawatnya Menuju Indonesia Kreatif

Dalam rangka mempringati 4 Tahun Indonesia Kreatif, KOMINFO mengadakan kegiatan Flash Blogging yang bertempat di Hotel Grand Aston, Medan. Acara yang diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya ini berlangsung khidmat dan penuh semangat. Apalagi setelah sambutan dari Ibu Faridha Maharani selaku PLT dari divisi Media KOMINFO. Dalam sambutannya beliau sama-sama mengajak kami semua yang berada dalam acara ini untuk menjadi masyarakat yang produktif bukan konsumtif karena Indonesia saat ini sedang bersaing dalam hal teknologi di tingkat global mengalahkan negara-negara lain yang telah lebih dulu mengembangkan bidang teknologi dan entertainment seperti Korea. Mendengar hal ini, saya langsung teringat ungakapan dosen yang mengatakan bahwa kebanyakan dari kita adalah termasuk orang yang konsumtif dari pada produktif karena maunya serba instant dan langsung ada ketimbang susah-susah berpikir untuk menghasilkan suatu ide yang inovatif dan kreatif yang berunjung pada kemajuan diri s...