Waktu tidak akan pernah bisa diputar kembali, seberapa besar kesalahan yang pernah kita perbuat dimasa lampau itulah yang menjadi pedoman kita untuk melanjutkan hidup di masa mendatang. Besar, kecil, pahit, manis semua sudah terlewati. Andai, aku tidak masuk kedalamnya, tidak melangkah sejauh ini, tidak terjerumus oleh bisikan-bisikan yang seharusnya aku bisa melawannya, mungkin sekarang aku tidak akan menjadi seperti sekarang.
Benih-benih yang tumbuh di dasar hati ini, kini membuatku semakin membencinya. Membenci tingkah dan kelukanku yang semakin hari semakin tak terkontrol. Diriku, bukan tidak banyak yang mengingatkan, mengingatkan untuk hanya taat kepada Allah SWT, menjauhi segala larangannya dan menjalankan segala perintahnya. Mengaguminya bukannya salah, mengharapkannya untuk menjadi imam dalam sebuah keluarga kelak, juga tidak salah. Namun memikirkannya sekarang tanpa ada ikatan sama sekali justru itu yang salah.
Namun apalah daya, nasi sudah menjadi bubur dan tidak akan pernah berubah menjadi nasi lagi. Walaupun kita dapat merubahnya namun tetap saja masih ada bekasnya. Dan bekasnya inilah yang membuat diriku sulit untuk melangkah jauh kedepan. Diriku serasa seprti berada di dua kubu, kubu yang sulit untuk memilih mana yang akan dipilih. Jelas terlihat, diriku lebih condong untuk memilih yang salah, salah di mata ku, salah dimata orang dan salah di hadapan Allah SWT. Namun, setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing yang sebenarnya sudah di ataur oleh Allah apa yang terbaik dan apa yang tidak yang kelak diakhirat akan dimintai pertanggung jawabannya masing-masing. Lalu, hidup yang seperti apa yang aku inginkan sekarang??
Semuanya sudah jelas, apa yang kita kerjakan itulah hasil yang akan kita tuai diakhirat kelak. Ya Allah, sudah sejauh apakah kesalahan yang sudah ku perbuat?? Hingga sekarang aku sudah merasakan, merasakan yang Engkau telah menjauh dariku. Hidup akan terus berlanjut sampai ajal menjeput. Kapan, dimana, sama siapa, bagaimana, semua itu akan terjadi. Tidak ada yang pasti didunia ini kecuali kematian. Semua orang pasti akan segera mengalaminya. Meninggalkan orang-orang yang begitu dicintai, meninggalkan semua yang telah diraih, namun apa yang dapat di bawa?? Cinta yang selama ini di agung-agungkan itukah?
Astaghfirullah, apa yang telah kupersiapkan untuk itu semua? Tidak ada!!! amalan yang setitik inilah yang aku punya. Aku telah salah, hidup diakhiratlah yang seharusnya kita kejar, karena kita akan kekal dan abadi didalamnya. Bukan kesenangan semata-mata yang ada didunia. Namun manusia tetaplah manusia, walaupun terbesit rasa seperti itu tetap saja lebih mementingkan duniawi ketimbang akhirat. Mungkin karena keindahan diakhirat tidak pernah terlihat dimata, maka dari itu kita tidak pernah mengejar dan berlomba-lomba untuk meraihnya.
Wahai para bidadari syurga, sesungguhnya sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah. Belajarlah untuk terus memperbaiki diri dan niat hanya karena Allah. Jika kita meluangkan waktu untuk Allah, maka Allah akan memberi kita, jauh lebih apa yang kita korbankan.
Komentar
Posting Komentar