Langsung ke konten utama

Unsyiah Adalah Takdir Allah Untukku

Sore ini, setelah sholat ashar berjama’ah di mesjid aku cepat-cepat bergegas pulang kerumah dan tidak ikut pengajian seperti biasanya yang diadakan setiap sabtu dengan ustad Farhan. Setelah pamit dengan Ustadh aku langsung bergegas, dengan langkah yang begitu gusar, ku langkahkan kakiku. Sepanjang perajalanan jantungku berdetak begitu kencang, rasanya ingin cepat-cepat melihat hasilnya. “Ya Allah jika memang jalan terbaikku adalah lulus SNMPTN mudahkan segala urusannya dan jika jalan yang terbaik yang Engkau pilihkan adalah tidak lulus, aku mohon ikhlaskan dan tabahkanlah hatiku untuk menerimanya. Aamiin.

Sesampainya dirumah langsung keraih laptop dari meja belajarku. Ku buka web SNMPTN dengan rasa cemas, apakah hasil yang akan kudapat ya Allah. Bismillahirrahmanirrahim. “Anda dinyatakan tidak lulus seleksi SNPTN 2015”. Sepontan seluruh badan ini terasa lemas. Apa rencana yang Allah takdirkan untukku, “kenapa aku tidak lulus jalur SNMPTN padahal nilai-nilai raporku semuanya bagus-bagus dari semester satu sampai enam, atau mungkin karena aku mengambil universitas dan jurusan yang terlalu bagus?” Atau mungkin aku kurang dalam berdo’a kepada Allah?” Tapi, itu sangat tidak mungkin, karena aku selalu rajin melakukan qiyamulail setiap malam dan slalu puasa sunah senin kamis dan selalu berusaha agar mencapai yang terbaik. ” Berbagai spekulasi muncul dipikiranku sekarang dan semuanya tidak bisa aku jawab. Hanya Allah yang tau jawaban dari semuanya. Ku coba untuk ikhlas menerimanya, menerima apa yang telah ditakdirkan oleh Allah untukku.

Terdengar suara ibu memanggil “ Fajrin, gimana hasil pengumumannya?” Lulus kamu nak?”
“ Tidak bu, mungkin belum rezeki ku dan mingkin Allah memberikan takdir yang lain untuku.”
“Ya sudah tidak apa-apa nak, jangan kecewa,  kan masih ada SBMPTN”
“Iya Bu.”
 Hari-hari kulalui hanya belajar-belajar dan belajar. Ini kulakukan semata-mata untuk dapat diterima di Universitas yang ku damba-dambakan sejak kecil yaitu Universitas Indonesia  dengan jurusan Teknik Kimia. Siang ini aku berniat pergi ke Bank untuk membayar uang pendaftaran SBMPTN, ditengah perjalanan aku bertemu Ustadh Farhan.
“Fajrin mau kemana?”
Mau ke bank Pak”
“Oiya gimana kemaren hasil pengumuman SNMPTN nya?” Lulus?”
 (Aku hanya tunduk, “tidak Ustadh”).
“Ya sudah tidak apa-apa Fajrin, ambil hikmahnya saja ya, mungkin Allah merencanakan sesuatu yang baik untukmu.  Yang mungkin apa yang baik menurut kamu  belum tentu baik bagi Allah.” Ingat, Allah memberikan apa yang kamu butuhkan bukan apa yang kamu inginkan. Serahkan saja semuanya kepada Allah dan jangan lupa selalu berdo’a dan meminta pentunjuk dari Allah.”
 Iya Ustadh, ya sudah Fajrin permisi dulu ya Ustadh.”
“Iya, hati-hati dijalan ya nak.”
“ Iya pak makasih ya Ustadh.”

Setelah selesai membayar seluruh administrasi akupun bergegas pulang kerumah. Setelah sampai dirumah aku membersihkan badan dan bersiap-siap pergi ke masjid untuk sholat juhur berjama’ah. Ditengah perjalanan kerena terlalu memikirkan hasil SNMPTN kemarin, aku tidak lihat-ihat jalan dan langsung menyebrang saja, dan tidak disangka aku ditabrak oleh seorang gadis yang ternyata adalah teman SMA ku, hanya saja kami berbeda jurusan, dia berasal dari jurusan IPS.

“Kamu tidak apa-apa Fajrin?” Maaf aku tidak sengaja, karena sedang buru-buru.”
“Tidak apa-apa Karin, Aku yang salah karena menyebrang tidak lihat-lihat.” (Karinpun mengambilkan peciku yang jatuh tak jauh dari tempat aku tertabrak tadi)
” Ini peci kamu, sekali lagi maaf ya Fajrin, iya tidak apa-apa Karin.”
“ Lagian aku tidak ada yang luka sedikitpun, jadi biasa aja lagi.” Oiya, tadikan kamu bilang kamu lagi buru-buru, ntar kalau lama-lama disini terlambat loe.”
“O,iya aku sampai lupa, gara-gara panik liat kamu ketabrak”
“Ya udah, aku permisi dulu ya”.
“OK, hati-hati dijalan ya, jangan tabrak orang lain lagi lo, candaku ke Karin” (iya hanya membalas dengan senyum manisnya)

Kemudian kulanjutkan perjalananku ke mesjid yang tidak jauh lagi dari sini. Aku selalu sholat berjama’ah dimesjid tanpa absen sekalipun dan mudah-mudahan Allah tetap menjaga keistiqamahanku dalam menyembah kepadaNya.
Tes tertulis SBMPTN pus semakin dekat, tinggal seminggu lagi waktu yang tersisa, kali ini aku harus belajar ekstra lagi dari yang biasanya, karena aku tidak ingin mendapatkan hasil yang mengecewakan lagi. Kuhabiskan waktu hanya untuk membahas-bahas soal dari buku yang kudapatkan dari bimbel di GO. Setelah mendaftar secara online SBMPTN kurebahkan tubuhku ditempat tidur dan taklama aku pun terlelap.

Hari ini tepat 9 Juni 2015, akupun dengan semangatnya bagun disepertiga malam untuk melakukan qiyamulail seperti biasanya. Kali ini ada rasa semangat tersendiri, karena pagi ini aku akan bertarung demi masa depanku. Yap, semoga saja aku bisa lulus di Universitas yang aku idamkan. Setelah selesai sholat, kupersiapkan segala peralatan tulisku untuk ku bawa besok. Tepat pukul  09:00 WIB ujian dimulai, Bismillahirrahmanirrahi, semoga aku bisa menjawab dengan benar. Dan diterima dijurusan Teknik Kimia di Universitas Indonesia, Aamiiin.

Seperti biasa, setiap sabtu sore aku dan teman-teman dikampungku selalu mengikuti pengajian yang diadakan dimasjid dekat rumahku dengan Ustadh Farhan. Hari ini beliau membahas tentang “Hikmah dibalik rahasia Allah”. Tema yang cukup menarik menurutku. Akupun mendengarkan ceramah dari Ustadh dengan sangat antusias. Kali ini aku seperti mendapatkan semangat baru untuk terus mengejar cita-citaku. Pengumuman SBMPTN pun tiba, kali ini rasa penasaran dan khawatiranku menjadi satu, rasanya campur aduk seperti urab yang siap dilahab. Apapun hasilnya aku harus bisa terima.
Mataku tak berkedip ketika melihat hasil yang keluar dan tanpa ku sadari air mata ini berlinang dipipiku. “Ya Allah, aku tidak lulus lagi?” Apa yang kurang dariku ya Allah, bukannya aku sudah berusaha dan berdoa sebaik mungkin?” Tetapi, kenapa tetap saja hasilnya masih tetap seperti ini?” Jalan apa lagi yang harus ku jalani sehingga aku bisa diterima di Universitas yang aku idam-idamkan itu?” Kali ini aku hanya ingin sendiri dan tidak ingin berbicara dengan siapapum. Aku hanya mengurung diri dikamar tanpa ada siapapun yang menggangguku.

Tak terasa aku sudah seminggu seperti ini, mengurung diri dikamar dan tidak keluar sama sekali. Sehingga Ustadh Farhan datang menemuiku dirumah. Rasnya sulit untukku menerima semuanya. Impian yang selama ini aku nanti-nantikan kini sirna semuanya.

“Fajrin, sehat Nak?” (terdengar suara ustadh Aulia menyapa)
(Aku hanya diam disudut kamar kecilku)
“Fajrin, kamu masih ingat tidak dulu Bapak pernah bilang ke kamu, kalau Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan?”
Bapak yakin, Allah telah mempersiapkan takdir yang baik untukmu”
“Bapak sangat mengenalimu Nak, kamu adalah anak yang rajin, sholeh, pintar, santun, dan pantang menyerah.”
“Bapak percaya, kamu pasti bisa bangkit dan memulainya lagi”
“Satu hal yang harus kamu ketahui, jangan pernah melihat tempatnya, tetapi, lihatlah orang-orang didalamnya.”
“Kamu bisa memulainya ditempat yang lain, tidak mesti mengharapkan apa yang belum tentu baik untukmu, percayalah Nak Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untukmu.”
(Aku hanya tersenyum mendengarkan nasehat yang diberikan oleh Ustadh Farhan)
“Iya, maksih ustadh untuk wejangannya hari ini, doakan semoga Fajrin bisa menjadi manusia yang bisa menerima takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT”
“Aamin”.

Setelah mendengar nasehat dari Ustadh  aku mencoba untuk mengikhlaskan semuanya dan memulainya lagi. Kali ini target terakhirku adalah lulus jalur UMB. Tetapi, kali ini aku tidak lagi memimilih Universitas Indonesia sebagai pilihanku. Tetapi, aku beralih ke Unsyiah yang letaknya di Banda Aceh. Aku memilih Unsyiah karena jurusan Teknik kimianya mempunyai akreditas A. Menurutku pasti tidak jauh bagus dari universitas Indonesia walau sebenarnya aku belum bisa sepenuhnya  mengikhlaskan semuanya. Semoga keputusanku kali ini adalah yang terbaik untukku. Tespun dimulai, kali ini aku harus benar-benar, karena ini merupakan kesempatan terakhir untukku. Dan menyerahkan semuanya hanya kepada Allah. Sebelum ikut tes aku meminta izin kepada orang tua ku dan Ustadh Farhan. Alhamdulillah, mereka tidak pernah henti-henrinya memberikan support untukku.

Sampai tiba saat pengumuman UMB, dan aku dinyatakan lulus di Unsyiah jurusan Teknik Kimia. Aku sangat senang, walaupun  bukan  lulus di Universitas impianku tetapi setidaknya aku lulus dijurusan yang aku inginkan yaitu Teknik Kimia. Semoga Universitas yang aku pilih sekarang bisa menjadikan ku orang yang mampu membangunkan pekerjaan bagi orang lain. Seperti cita-citaku yang ingin membangun pabrik Kelapa Sawit. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yorick Sang Petarung dan Penakluk Kehidupan

Judul         : Yorick Penulis     : Kirana Kejora Penerbit   : PT. Nevsky Prospekt Indonesia Cetakan    : Oktober 2018 Halaman  : 346 Halaman Awal pembukaan yang menarik berlatar sepanjang jalan Nevsky Prospect di St Petersburg-Rusia tentang kisah cintanya bersama Nevia, kasih tak sampai yang kini ingin ia raih kembali cintanya. Setelah kisah cintanya bersama Tia kandas karena terpisah jarak dan waktu. Hingga ingatannya kembali terusik saat melihat seorang anak laki-laki berusia sekitar lima tahun menangis, terjatuh dari sepeda. Anak kecil yang memanggil neneknya sambil mengusap air mata dengan tangan kanannya. Rasa yang selama ini coba ia tekan, namun semakin membuatnya kesakitan. Rasa yang bernama rindu pada seseorang yang tak mungkin bisa terobati. Berawal dari sebuah kampung dikaki Gunung Sawal, Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat, Bandung adalah bukti kisah Yorick yang menyaya...

#AyoHijrah Layanan Keuanganmu, Bank Muamalat Solusinya

Pernahkah kita membuka hati untuk menerima cahaya hidayah? Atau pernahkah kita sadar dan menggunakan akal untuk menerima hidayah disekitar kita? Hidayah itu dijemput bukan ditunggu dan Allah SWT tidak akan memberikan hidayah itu kepada orang-orang yang tidak mau berusaha menerima dan menjemput cahaya hidayah tersebut. Seperti pada firman Allah "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka." (QS. aR-Ra'd [13]:13). Hal ini mengingatkanku pada lima tahun lalu saat pertama kalinya aku mengenal islam lebih jauh, bukan hanya sebatas menunaikan sholat lima waktu, membayar zakat, sedekah dan berpuasa dibulan Ramadhan saja, melainkan masih banyak hal-hal mendasar lainnya yang belum ku ketahui, dalam hal berpakaian misalnya. Allah begitu memuliakan perempuan dari segala hal yang dapat menodai kehormatannya, menjatuhkan wibawanya dan merendahkan martabatnya. Bagaimana tidak, wanita adal...

Pemuda Pesawatnya Menuju Indonesia Kreatif

Dalam rangka mempringati 4 Tahun Indonesia Kreatif, KOMINFO mengadakan kegiatan Flash Blogging yang bertempat di Hotel Grand Aston, Medan. Acara yang diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya ini berlangsung khidmat dan penuh semangat. Apalagi setelah sambutan dari Ibu Faridha Maharani selaku PLT dari divisi Media KOMINFO. Dalam sambutannya beliau sama-sama mengajak kami semua yang berada dalam acara ini untuk menjadi masyarakat yang produktif bukan konsumtif karena Indonesia saat ini sedang bersaing dalam hal teknologi di tingkat global mengalahkan negara-negara lain yang telah lebih dulu mengembangkan bidang teknologi dan entertainment seperti Korea. Mendengar hal ini, saya langsung teringat ungakapan dosen yang mengatakan bahwa kebanyakan dari kita adalah termasuk orang yang konsumtif dari pada produktif karena maunya serba instant dan langsung ada ketimbang susah-susah berpikir untuk menghasilkan suatu ide yang inovatif dan kreatif yang berunjung pada kemajuan diri s...